jatim.jpnn.com, SURABAYA – Dekanat membekukan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (BEM FISIP Unair) setelah mengkritik pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kritikan yang disampaikan lewat karangan bunga dengan background warna hitam kombinasi merah itu terdapat gambar Prabowo dan Gibran yang disertai dengan ucapan selamat. Selain itu, berisi tulisan satire kritikan kepada Prabowo-Gibran.
“Selamat, atas pelantikan jendral bengis pelanggar HAM dan profesor IPK 2,3 sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstruksi. Dari Mulyono (bajingan penghancur demokrasi),” isi tulisan dalam karangan bunga tersebut.
Baca Juga:
Presiden BEM Fisip Unair Tuffahati Ullayyah Bachtiar mengatakan karangan bunga itu diletakkan di Taman Barat FISIP Unair pada Selasa (22/10). Tujuannya adalah ungkapan ekspresi kekecewaan atas rentetan peristiwa yang terjadi pada Pemilu 2024.
“Karangan bunga tersebut adalah karya seni satire yang bertujuan untuk mengungkapkan ekspresi kekecewaan atas rentetan fenomena yang terjadi selama pemilu 2024,” ujarnya.
Ucapan selamat lewat karangan bunga satire itu diunggah di media sosial dan viral.
Baca Juga:
Selang dua hari setelah peletakan karangan bunga, BEM FISIP Unair menerima surat elektronik atau email dari Ketua Komisi Etik Fakultas. Surat itu berisi permohonan klarifikasi kepemilikan karangan bunga, pada Kamis (24/10) pukul 22.25 WIB.
Kemudian, pada esok harinya, Jumat (25/10) pukul 09.30 WIB, BEM FISIP Unair mendatangi dekanat dengan maksud untuk menjelaskan terkait kepemilikan karangan bunga beserta tujuannya.