Tekanan China Meningkat, Indonesia Diminta Perkuat Pertahanan di Natuna

jpnn.com, JAKARTA – Indonesia perlu memperkuat kemampuan pertahanannya, khususnya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), untuk merespons meningkatnya asertivitas China di Laut China Selatan (LCS) dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna.

Demikian diungkapkan oleh sejumlah tokoh militer dan akademisi dalam seminar bertema “Kerentanan Natuna dalam Kompleksitas Ancaman di Laut China Selatan dalam Hubungan Strategis Indonesia-China” yang diselenggarakan Universitas Pertahanan RI (UnHan RI), baru-baru ini.

Laksamana TNI (Purn) Marsetyo, yang menjadi pembicara utama, menekankan pentingnya modernisasi pertahanan Indonesia.

Baca Juga:

“Peningkatan kehadiran militer China di kawasan Asia Tenggara, termasuk di sekitar Natuna, menjadi tantangan langsung bagi kedaulatan kita. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan kemampuan TNI AL melalui modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dan pelatihan yang lebih baik,” kata Marsetyo.

Selain memperkuat militer, peningkatan diplomasi proaktif juga diharapkan untuk menjaga stabilitas kawasan. Brigjen TNI Kristijarso, yang membuka seminar tersebut, menegaskan, ancaman tidak hanya datang dari aspek militer, tetapi juga non-militer.

“Kerja sama regional dan diplomasi proaktif sangat penting untuk mengurangi potensi konflik di kawasan ini,” ujar Marsetyo.

Baca Juga:

Dalam seminar tersebut, Laksamana Marsetyo juga mengutip arahan Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik.

Presiden Prabowo menginginkan Indonesia menjadi negara kuat yang melindungi kedaulatan dan kekayaan alamnya. Namun, beliau juga menegaskan bahwa Indonesia harus tetap berpegang pada politik bebas dan aktif, dengan semua negara dipandang sebagai sahabat, asalkan tidak mencampuri urusan dalam negeri kita,”  tuturnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *