jatim.jpnn.com, SURABAYA – Mulai 11-13 Februari memasuki masa tenang untuk Pemilu 2024 sebagai larangan aktivitas kampanye dalam bentuk apapun.
Nah, menjelang pemungutan suara muncul sebuah film dokumenter Dirty Vote yang tayang di YouTube terkait rentetan pelanggaran terkait pemilu.
Ketua TKD Jatim Prabowo-Gibran Boedi Prijo Soeprajitno menilai isi dari film itu hanya kepentingan propaganda. Dia menilai survei yang ditampilkan lama, yaitu akhir 2023 yang menunjukkan pembuatannya dengan metode selective bias.
Baca Juga:
“Saya lihat film ini isinya banyak bias, data-data yang ditampilkan diambil parsial untuk merugikan paslon tertentu dan menguntungkan kelompok mereka,” ujar Boedi.
Budi menyebut film itu berisi propaganda yang disengaja. Namun, dirinya meyakini warga Jatim tidak akan terpengaruh karena survei dari Poltracking Prabowo-Gibran mendapatkan suara 60,1 persen.
“Kami sudah paham polanya, mengaku edukasi, tetapi filmnya cuma muncul tiap lima tahun sekali,” ucapnya.
Baca Juga:
Dia mencontohkan film yang lima tahun lalu muncul bernama Sexy Killers untuk menjelek-jelekkan Jokowi saat masa tenang kampanye.
“Buktinya film itu enggak ngefek terhadap suara Pak Jokowi di Jatim dan beliau tetap menang. Artinya, film propaganda serupa juga enggak akan berpengaruh untuk warga Jatim,” katanya.